Rabu, 09 Februari 2011

ASKEB Solusio Plasenta

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DENGAN
SOLUSIO PLASENTA TERHADAP Ny. “W”
DI RSUD BANGIL
TAHUN 2011




Oleh :


NOVITA ROHMAWATI
NIM. 09002182





















POLITEKNIK KESEHATAN
MAJAPAHIT MOJOKERTO
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
TAHUN 2011
LANDASAN TEORI

Pengertian
Solusio plasenta ialah pelepasan placenta sebelum waktunya dari tempat implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusito plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam disidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplsenter.
Hematoma dapat semakin membersar kearah pinggir plasenta sehingga jika amniok horion sampai terlepas, perdarahan akan keluar melalui ostium uteri (perdarahan keluar), sebaiknya apabila amniokhorion tidak terlepas. Perdarahan tertampung dalam uterus (perdarahan tersembunyi).

Perdarahan keluar Perdarahan tersembunyi
Keadaan umum penderita relatif lebih baik Keadaan penderita lebih jelak
Plasenta terlepas sebagian atau inkomplit Plasenta terlepas luas, uterus keras/kejang
Jarang berhubungan dengan hipertensi Sering berkaitan dengan hipertensi
Merupakan 80% dari solusio placenta Hanya merupakan 20% dari solusio plasenta
Sering disertai toxaemia
Pelepasan biasanya komplit

(Manuaba, 1999)

Etiologi
Sebab primer solusio plasenta belum jelas tapi diduga bahwa penyebabnya adalah :
Hipertensi assentiaus atau pre eklamsi, dekompresi uterus mendadak
Tali pusat yang pendek, anomali atau tumor uterus defisiensi gizi
Trauma, merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan kokain
Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
Uterus yang sangat mengecil (hydromnion gemeli) obstruksi vena kavo inferior dan vena ovarika
Disamping itu juga ada pengaruh terhadap :
Umur lanjut
Multiparitas
Defisiensi ac. Folicum
Solusio plasenta dimulai dengan perdarahan dalam acidua basalis, terjadilah hematoma dalam acidua yang mengangkat lapisan-lapisan diatasnya. Hematoma ini makin lama makin besar, sehingga bagian plasenta yang terlepas dan tak berfaal. Akhirnya hematoma mencapai pinggir placenta dan mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim.
(Mansjoer, 2001)

Gejala-gejala
Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
Anemia dan shock : beratnya anemia dan shock sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar
Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois)
Palpasi sukar karena rahim keras
Fundus uteri makin lama makin naik
Bunyi jantung biasanya tidak ada
Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah)
Sering ada proteinuria karena disertai toxemia
Diagnosis didasarkan atas adanya perdarahan antepartum yang bersifat nyeri, uterus yang tegang dan nyeri setelah plasenta lahir atas adanya impresi (cekungan) pada permukaan maternal placenta akibat tekanan haematoma retroplacentair
Perdarahan dan shock diobati dengan pengosongan rahim segera mungkin hingga dengan kontraksi dan retraksi rahim. Perdarahan dapat terhenti. Persalinan dapat dipercepat dengan pemecahan ketuban dan pemberian infus dengan oxytocin. Jadi pada solusio plasenta pemecahan ketuban tidak dimaksudkan untuk hentikan perdarahan dengan segera seperti pada placenta previa tapi untuk mempercepat persalinan dengan pemecahan ketuban regangan dinding rahim berkurang dan kontraksi rahim menjadi lebih baik, disamping tindakan tersebut transfusi sangat penting (Winkjosastro, 2005).

Terapi
Atasi syok
Infus larutan NS/RL untuk restorasi cairan, berikan 500 ml dala 15 menit pertama dan 3 l dalam 2 jam pertama
Berikan transfusi dengan darah segar untuk memperbaiki faktor pembekuan akibat koagulatif

Tatalaksana oliguria atau nekrosis tubuler akut
Tindakan restorasi cairan, dapat memperbaiki hemodinamika dan mempertahankan eksresi sistem urinaria, tetepai bila syok terjadi secara cepat dan telah berlangsung lama (sebelum dirawat), umumnya akan terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan oliguria (produkdi urin < 30 ml/jam) pada kondisi yang lebih berat dapat terjadi anuria yang mengarah pada nekrosis tubulus renalis. Setelah restorasi cairan dilakukan tindakan untuk mengatasi gangguan tersebut dengan : Furosemida 40 mg dalam 1 liter krostoloid dengan 40-60 tetes/menit Bila belum berhasil gunakan manital 500 ml dan 40 tetes/menit Atasi hipofibrigonemia Restorasi cairan/darah sesegera mungkin dapat menghindarkan terjadinya koagulopati Lakukan uji beku darah (bedside coagulation test) untuk menilai fungsi pembekuan darah (penilaian tidak langsung kadar ambang fibrinogen)). Carananya sebagai berikut : Ambil darah vena 2 ml masukkan dalam tabung kemudian diobservasi Gangguan bagian tabung yang berisi darah Setelah 4 menit, miringkan tabung untuk melihat lapiran koagulasi dipermukaan, lakukan hal yang sama tiap menit Bila bagian permukaan tidak membeku dalam waktu 7 menit, maka diperkiran titer fibrinogen dianggap di bawah nilai normal (kritis) Bila terjadi pembekuan tipis yang mudah robek bila tabung dimiringkan, keadaan ini juga menunjukan kadar fibrinogen di bawah ambang normal. Bila darah segera tidak dapat segera diberikan, berikan plasma beku segar (15 ml/kg BB) Bila plasma beku segar tidak tersedia, berikan kriopresipatat fibrinogen Pemberian fibrinogen, dapat memperberat terjadinya koagulasi desminato intravaskuler yang berlanjut yang berlanjut dengan pengedapan fibrin, pengendapan fibrin, pembendugan mikrosirkulasi di dalam, di dalam organ-organ vital, seperti ginjal, glandula adrenalis hipofisis dan otak. Bila perdarahan masih berlangsung (koagulatif) dan trombosit di bawah 20.000 berikan konsetra trombosit. Hypofibrinogenemia : coagulopathi ialah kelainan pembekuan darah : dalam ilmu kebidanan paling sering disebabkan oleh solusio plasenta, tapi juga dijumpai pada emboli air ketuban, kematian janin dalam rahim dan perdarahan postpartum. Kadar fibrinogen pada wanita yang hamil biasanya antara 300-700 mg dalam 100 cc. bila kadar fibrinogen dalam darah turun di bawah 100 mg per 100 cc terjadilah gangguan pembekuan darah. Terjadinya hipofibrinogenemia : Fase I : pada pembuluh darah terminal (arteriol, kapiler, vena terjadi pembekuan darah disebut disseminated intravaskuler clotting, akibatnya ialah bahwa peredaran darah kapiler (microcirculasi) terganggu. Jadi pada fase I turunya kadar fibrinogen disebabkan karena pemakaian zat tersebut. Maka fase I disebut juga coagulopatihi consumtif. Diduga bahwa hematom retroplacentair mengeluarkan thtomboplastin yang menyebabkan pembekuan intravaskuler tersebut. Akibat gangguan mikrocirculasi terjadi kerusakan jaringan pada alat-alat yang penting karena hipoxia, kerusakan ginjal menyebabkan oliguri/anuri, akibat gangguan mocrocirculsi ialah shock Fase II : fase regulasi reparatif ialah usaha badan untuk membuka kembali perdarahan. Darah kapiler yang tersumbat. Usaha ini dilaksanakan dengan fibrinolyse. Fibrinolyse yang berlebihan lebih lagi menurunkan kadar fibrinogen hingga terjadi perdarahan patologis Penentuan hypofibrinogenaemi Penentuan fibrinogen secara laboratoris memakan waktu yang lama maka untuk keadaan akut baik dilakukan clot obsevation test. Beberapa CC darah dimasukkan dalam tabung reagens. Darah yang normal membeku dalam 6-15 menit. Jika darah membeku cair lagi dalam 1 jam maka ada aktivitas fibrinolyse (Winkjosastro, 2005). Patofisiologi Terjadinya solusio placenta dipicu oleh perdarahan ke dalam disidua basalis, yang kemudian terbelah dan meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada meometrium sehingga terbentuk hematoma disidual yang menyebabkan perlepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran placenta yang berdekatan dengan bagian tersebut. Ruptur pembuluh arteri spiralis disidua menyebabkan hematoma retroplacenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan placenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban (Mansjoer, 2001). Pengobatan Umum Pemberian darah yang cukup Pemberian O2 Pemberian antibiotica Pada shock yang berat diberi kortikasteroid dalam dosis tinggi Khusus Teraphy hypoibrinogenemi Subtitusi dengan human fibrinogen 10 gram atau darah segar Menghentikan fibrinolyse dengan trasylol (proteinase inhibitor) 200.000 s IV selanjutnya kalau perlu 100.000 s/jam dalam infus Untuk merangsang diurese : mannit/mannitol Deurese yang baik lebih dari 30-40 cc/jam Obstetris Pimpinan persalinan pada solusio placenta bertujuan untuk mempercepat persalinan diharapkan dapat terjadi dalam 3-6 jam. Alasannya adalah : Bagian placenta yang terlepas meluas Perdarahan bertambah Hypofibrinogenaemi menjelma atau bertambah Tujuan ini dicapai dengan : Pemecahan ketuban : pada solusio placenta tidak bermaksud untuk menghentikan perdarahan dengan segera tetapi untuk mengurangi regangan dinding rahim dan dengan demikian mempercepat persalinan Pemberian infus pitocin ialah 5 c dalam 500 cc glucase 5% SC dilakukan : Kalau cerviks panjang dan tertutup Kalalu setelah pemecahan ketuban dan pemberian oxytocin dalam 2 jam belum pecah juga ada his Hysterektomi dilakukan kalau ada atonia uteri yang berat yang tak dapat diatasi dengan usaha-usaha yang lazim. (Manuaba, 1999) Seksio Sesaria Seksio sesaria dilakukan apabila : Janin hidup dam pembekuan belum lengkap Janin hidup, gawat janin, tetapi persalinan pervaginam tidak dapat dilaksanakan dengan segera Janin mati pervaginam dapat berlangsung dalam waktu yang singkat Persiapan untuk sesaria cukup dilakukan penanggulangan awal (stabilisasi dan tatalaksana komplikasi) dan segera lahirkan bayi karena operasi merupakan satu-satunya cara efektif untuk menghentikan perdarahan. Hematoma meometrium tidak mengganggu kontraksi uterus Observasi ketat kemungkinan perdarahan ulang (koagulopatti) (Manuaba, 1999) Partus Pervaginam Partus pervaginam dilakukan apabila : Janin hidup, gawat janin, pembekuan lengkap, dan bagian terendah didasari panggul Janin telah meninggal dan pembukaan serviks > 2 cm
Pada kasus pertama, amniotomii (bila ketuban belum pecah), kemudian percepat kala II dengan ekstraksi forceps (vakum)
Untuk kasus kedua, lakukan amniotomi (bila ketuban belum pecah) kemudian akselerasi dengan 5 unit oksitosin dla dekstore 5% atau RL, tetesan diatur sesuai dengan kondisi kontraksi uterus.
Setelah persalinan, gangguan pembekuan darah akan membaik dalam waktu 24 jam, kecuali bila jumlah trombosit sangat rendah (perbaikan batu terjadi dalam 2-4 hari kemudian)
(Manuaba, 1999)

Manifestasi Klinis
Anamnesis
Perdarahan biasanya pada trimester ke III perdarahan pervaginam berwarna kehitam-hitaman yang sedikit sekali tanpa rasa nyeri sampai dengan yang disertai nyeri perut, uterus tegang, perdarahan pervaginam yang banyak, syok, dan kematian janin intrauterin.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok
Pemeriksaan obstetri
Nyeri tekanan uterus dan tegang, bagian-bagian janin sukar dinilai, denyut jantung janin sulit dinilai atau tidak ada air ketuban berwarna kemerahan karena bercampur darah.
(Mansjoer, 2001)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Waktu protrombin
Waktu pembekuan
Waktu tromboplastin
Kadar fibrinogen
Elektrolot plasma
KTG untuk menilai kesejahteraan janin
USG untuk menilai letak plasma, usia gestasi, dan keadaan janin.
(Mansjoer, 2001)
ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP Ny. “W”
DENGAN SOLUSIO PLASENTA DI BPS WAHYU NINGSIH
TAHUN 2007

PENGUMPULAN DATA DASAR tanggal 21 Januari 2007 Jam 07.00 WIB
Identitas
Nama : “W” Nama suami : Tn. “R”
Umur : 30 tahun umur : 38 tahun
Suku : Jawa Suku : Lampung
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Kh. Hasim Asari Alamat : Jl. Kh. Hasim Asari
No 5 Mataram Baru No 5 Mataram Baru

Anamnesa
Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan hamil anak ke-2 usia kehamilan 9 bulan dengan keluhan nyeri pada bagian perut, perut terasa sesak hanya karena tekanan dan kadang-kadang perutnya tegang.
Riwayat kehamilan ini
Riwayat mentruasi
Menarche : 12 tahun
HPHT : 11-05-2006
TP : 24-02-2007
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5-6 hari
Sifat darah : encer bercampur lendir
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Riwayat persalinan yang lalu
No Tahun Tempat persalinan Usia kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit kehamilan Jenis kelamin BB PB
1 1998 Rumah 9 bulan Spontan Dukun Tidak ada Perempuan 3500 gram 50 cm

Riwayat kehamilan sekarang
Ibu hamil yang ke-2 usia kehamilan 9 bulan
Ibu mendapatkan imunisasi TT 2 x pada usia kehamilan 5 bulan dan 6 bulan
Selama hamil ibu sering merasa perutnya nyeri, perut terasa sesak karena tertekan dan kadang-kadang perutnya tegang
Ibu periksa 5 x selama hamil di BPS. Wahyuningsih
Riwayat Penyakit
Riwayat kesehatan ibu
Ibu tidak memiliki penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menular atau keturunan serta tidak terdapat riwayat menular atau keturunan serta tidak terdapat riwayat keturunan anak kembar
Riwayat perkawinan
Menikah : 1 kali
Usia saat menikah : 20 tahun
Lama pernikahan : 10 tahun
Pola kebiasaan
Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan ditambah susu, minum 7-8 gelas/hari
Saat hamil : Makan 3 x sehari dengan menu gizi seimbang, nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan ditambah susu dan makanan kecil, minum 7-8 gelas/hari

Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x setiap hari, BAK 5-6 setiap hari
Saat hamil : BAB 1 x setiap hari, BAK 7-8 setiap hari
Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu dapat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya
Saat hamil : Ibu dapat melakukan aktivitas seperti biasa (seperti saat sebelum hamil) tidak pernah terasa lelah
Istirahat dan tidur
Sebelum hamil : 7-8 jam/hari, tidak mengalami kesulitan
Saat hamil : 5-6 jam/hari, kadang-kadang makan terjaga karena ingin BAK
Personal hygiene
Sebelum hamil : mandi dan ganti pakaian 2 kali sehari hygiene terjaga
Saat hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
Olah raga
Ibu sering melakukan jalan-jalan pagi setelah hamil tidak pernah
Sexsualitas
Sebelum hamil : hubungan seksualitas dilakukan 2 x 1 minggu
Saat hamil : hubungan seksualitas dilakukan 1 x seminggu
Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik depo progestin
Data Psikologi
Ibu merasa bahagia dengan kehamilannya dan berharap anaknya lahir dengan sehat dan selamat
Data Sosial
Rumah ibu permanen dan lingkungan sekitar baik


Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
Tanda-tanda vital :
TD : 110 /70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 oC
RR : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 53 kg
BB saat hamil : 64 kg
Kenaikan BB : 12 kg
Tinggi badan : 160
Pemeriksaan kebidanan
Inpeksi
Rambut : hitam, bersih, tidak mudah dicabut
Telinga : pendengaran baik, telinga ibu bersih, simetris kanan – kiri
Mata : simetris kanan-kiri, seklera putih, konjungtiva merah muda, refeks pupil baik fungsi penglihatan normal
Hidung : septul masal simetris, tidak ada polips, fungsi penciuman normal
Mulut : tidak terdapat stomatitis, dan caries dentis
Leher : tidak terdapat pembersaran stomatitis, dan caries dentis
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan pembersaran vena jugularis
Dada : payudara ibu bersih, simetris kanan-kiri, tidak ada kelainan putting susu menonjol, aerola hitam
Perut : perut ibu membesar, terdapat strie gravidarum, tidak terdapa bekas operasi
Genetalita eksterna
Tidak dilakukan pemeriksaan 3 kali ganti celana dalam perhari, tidak ada keputihan dan gatal-gatal
Ekstermitas
Bawah : simetris kanan-kiri, reflek babinski negatif tidak terdapat oedema dan varises
Atas : bentuk simetris kanan-kiri, normal, berfunsi baik, tidak terdapat kelainan
Palpasi
Leopold I : TFU 35 cm, pada bagian fundus teraba keras, bulat, dan melenting bila digoyangkan berarti kepala
Leopold II : pada bagian kiri teraba keras, datar memanjang, berarti punggung
Leopold III : teraba keras, bulat dan kurang melenting berarti kepala, susah digoyangkan, kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : kedua tangan pemeriksa sejajar
Auskultasi : DJJ tidak terdengar (-)
Perkusi : refleks pattela (+), refleks babonski (+)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Haemoglobin : 11 gr%
Protein urine : tidak dilakukan
Reduksi urine : tidak dilakukan

INTERPRESTASI DATA DASAR
Diagnosa
Ibu dengan GIIPIAo hamil 36 minggu, janin tunggal hidup, letak memanjang, intra uterin, posisi punggung kiri dengan presentasi kepala.
Dasar :
Ibu mengatakan hami ke-2
HPHT : 11-05-2006
TP : 24-02-2007
TFU : 35 cm
TBJ : (35-11) x 155 = 3720 gram
Palpasi : pada fundus teraba lunak, tidak melenting, yaitu bokong, bagian kiri ibu terab ada tahanan yang memanjang (PU-KI) sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil yaitu ektermitas.
Asukultasi : DJJ kadang tidak terdengar
Masalah
Gangguan rasa nyaman
Dasar :
Ibu mengatakan merasa nyeri dan kadang-kadang perutnya tertekan dan tegang
Ibu hamil 36 minggu

Kebutuhan
Pemenuhan cairan dan nutrisi
Penyuluhan tentang senam hamil
Ajarkan posisi yang benar pada ibu hamil
Penyuluhan tentang presnatal breast care
Penyuluhan tentang tanda-tanda persalinan
Penyuluhan tentang resiko yang terjadi pada persalinan

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi hipoksia pada bayi dan perdarahan pada ibu

KEBUTUHAN TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA
Kolaborasi dengan dokter jika diperlukan

PERENCANAAN ASUHAN
Jelaskan keadaan ibu saat ini
Anjurkan ibu untuk melahirkan ditenaga kesehatan atau rumah sakit
Ajarkan pada ibu untuk mengatasi gangguan rasa nyaman
Ajarkan pada ibu untuk senam hamil
Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
Jelaskan tentang gizi ibu hamil
Ajarkan cara minum Fe
Jelaskan tanda-tanda persalinan
Cara mengurangi rasa sakit
Jelaskan pengaruh sering BAK adalah normal

IMPLEMENTASI
Menjelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya saat ini, bahwa keadaan janinnya sehat, letak Puki presentasi kepala, dan anjurkan pada ibu untuk melahirkan ditenaga kesehatan atau rumah sakit. Dan beritahu ibu sekitar 1 minggu lagi ibu akan melahirkan. Bila dalam 1 minggu kedepan belum melahirkan, dianjurkan ibu untuk datang lagi.
menganjurkan pada ibu untuk makan-makan yang bergizi antara lain, nasi, sayur, lauk (misal, tahu, tempe, ikan, telur, hati, daging)
Menganjurkan pada ibu untuk lebih cenderung miring kiri, apabila ibu sedang tidur agar peredarahan ibu lancar
Memberikan pada ibu tablet penambah darah (Fe) dan vitamin C agar diminum bersama-sama satu kali sehari
Mengajarkan pada ibu tentang prental breast care
Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu : sakit dan tegang pada perut dengan jarak 2-5 menit, bila untuk berjalan semakin sakit, kadang-kadang disertai pengeluaran lendir dan vagina berwarna merah muda.

EVALUASI
Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Ibu akan melakukan apa yang dianjurkan
Ibu dapat mengulangi apa yang diajarkan
ibu berjanji akan datang lagi untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu kemudian.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga, Media Aeculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Manuaba, IBG., 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan, Jakarta

Winkjosastro, H., 2005, Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan Ke-4, YBP-SP, Jakarta

Sabtu, 05 Februari 2011

KUMPPULAN ASKEB: ASKEB NEONATUS

KUMPPULAN ASKEB: ASKEB NEONATUS

ASKEB NEONATUS


1. BATUK-PILEK
Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. “Sebagian besar penyebabnya virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh sendiri, kok. Gejalanya, hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam.”
Selain virus, batuk-pilek juga bisa karena bakteri. Biasanya disertai panas dan gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika terus berlanjut, bisa berakibat komplikasi radang telinga tengah. “Namun, sakit telinga tak selalu terjadi pada batuk pilek.”
Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi dan membuat napas tersumbat, beri obat tetes hidung atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. “Yang penting, penyebabnya dulu yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka pertahanan tubuh si bayi-lah yang harus ditingkatkan.”
Biasanya, batuk-pilek pada bayi terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak turun-turun hingga 2 – 3 hari, segera bawa ke dokter. “Orang tua tak perlu cemas jika bayi batuk-pilek. Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik, terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus, minum yang banyak, terutama ASI.”
2. INFEKSI TELINGA
Infeksi telinga dapat disebabkan batuk-pilek oleh virus yang terus-menerus, sehingga virus masuk ke dalam saluran telinga. “Bisa juga karena telinga kemasukan air yang mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan saluran telinga tengah.”
Gejalanya, sakit pada telinga dan panas yang tidak turun-turun selama 2 – 3 hari. “Harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera ditangani, gendang telinga bayi bisa meradang dan pecah.”
Jika tak diobati, lama-lama radang telinga akan makin parah dan dapat menimbulkan nanah. “Jika nanah pecah, cairan itu akan keluar dari telinga dengan bau yang tidak enak. Efek jangka panjangnya, sistem pendengaran rusak.”
3. DIARE
Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi juga bisa karena bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan makanan, sampai alergi susu. Diare pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi.
Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang mengandung ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. “Bayi enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik.”
Kusnandi juga menegaskan, obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI, karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.
Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus. “Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang penting, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI.”
Sementara diare disertai muntah, biasanya disebabkan karena rangsangan ke dalam saluran pencernaan. “Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah oleh dokter,” kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi bayi obat pemampat feses atau tinja. “Jika tinja mampat, kuman enggak mati, malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB. Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya,” kata Kusnandi mengingatkan.
4. BATUK PLUS SESAK NAPAS
Pada bayi yang memiliki potensi alergi atau asma, batuk pilek lama-lama bisa menimbulkan sesak napas. “Batuk-pilek ini terjadi akibat kuman yang lama-lama menyebar ke paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang paru-paru, yaitu sesak napas,” ujar Kusnandi.
Jika sudah menyerang paru-paru, berarti sudah masuk ke tahap serius dan harus betul-betul diobati. “Tanda-tanda sesak napas ini dapat dilihat secara fisik, antara lain bayi bernapas lewat hidung, sehingga cuping hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap bernapas seperti ada yang menariknya hingga dadanya cekung.”
Penanganan gejala-gejala serius ini harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS untuk diberi oksigen. “Jika sudah sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi perawatan di rumah. Bisa bahaya dan harus segera ditolong dokter,” tegas Kusnandi.

5. SAKIT TENGGOROKAN
Sakit tenggorokan pada bayi bisa karena kuman atau virus yang menyerang tenggorokan. “Tanda-tanda fisiknya, tenggorokan berwarna merah, yang dapat terlihat di bagian leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan, rewel, dan biasanya sulit menelan.”
Jika disebabkan virus, biasanya dokter akan memberi obat pengurang rasa sakit, vitamin, dan dianjurkan diberi makan yang banyak, terutama jus buah, sayur bening, dan ASI, agar tubuhnya kembali kuat. Namun jika penyebabnya kuman, dokter akan memberi antibiotik. “Bisa berupa sirup atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih tepat, karena dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih, sebenarnya sama saja dengan sirup.”
6. SEMBELIT
Penyebab sembelit bisa karena kurang makan makanan berserat. Oleh karena itu, bayi sebaiknya diberi banyak buah, sayuran, dan ASI. “Berikan puding atau agar-agar, buah-buahan, dan sayuran. Untuk bayi yang belum bisa makan, berilah ASI sebanyak mungkin. Biasanya, bayi yang masih minum ASI jarang sembelit, kecuali bayi yang diberi susu formula. Mungkin susunya kurang cocok.”
Untuk mengatasi sembelit, pilih susu yang cocok. “Sementara dokter biasanya akan memberi obat untuk melancarkan BAB-nya.” Namun, ada juga bayi baru lahir yang tak bisa buang air besar. “Keluhannya, perut kembung dan sering muntah. Itu karena saraf dari usus kurang, sehingga gerak peristaltiknya pun berkurang. Ini penyakit bawaan, harus dioperasi untuk membuang usus yang tidak ada sarafnya. Kasus seperti ini sering terjadi pada bayi baru lahir,” terang Kusnandi.
7. INFEKSI SALURAN KEMIH
Selain sulit BAB, infeksi saluran kemih juga sering terjadi pada bayi yang baru lahir. “Banyak terjadi pada bayi perempuan, karena saluran kemih perempuan lebih pendek dari saluran kemih bayi laki-laki, sehingga kuman lebih gampang masuk ke dalam tubuh. Jika bayi panas tanpa diserta batuk-pilek atau sakit telinga, orang tua harus selalu berpikir bahwa ini bisa saja sakit radang saluran kemih.”
Gejala infeksi saluran kemih hanya panas atau air kencingnya sedikit, dan bayi merasa nyeri di daerah perut atau kesakitan saat buang air kecil/kencing. “Kadang-kadang, radang atau infeksi saluran kemih ini tidak bergejala juga. Buang airnya pun normal. Justru jika gejala tak muncul, sangat berbahaya karena dapat merusak ginjal.” Oleh karena itu, jika bayi demam lebih dari 38,5 0 Celcius, segera periksakan ke dokter.
8. MUNTAH
Muntah atau gumoh disebabkan karena perut bayi yang baru lahir ukurannya masih sangat kecil. “Daya tampungnya masih sedikit. Kalau terlalu banyak diberi susu, dia akan memuntahkan susunya kembali.”
Oleh karena itu, untuk bayi yang diberi susu formula, pada saat disusui, posisi botol susu dan botol harus pas dengan mulutnya agar udara tidak ikut masuk ke dalam mulut bayi. Udara yang ikut masuk ini dapat menyebabkan bayi muntah. Sementara untuk bayi yang disusui ASI, posisi menyusui harus betul dan pas. Usai disusui, gendong bayi dengan posisi seperti berdiri hingga bersendawa. Setelah itu bayi ditidurkan dengan posisi miring ke kiri.
9. ALERGI
Banyak hal yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. “Yang paling sering alergi susu sapi atau susu formula. Jika ibu atau keluarganya punya bakat alergi, bayi pun jadi gampang alergi. Sebagian besar alergi timbul karena makan telur, sea food, dan susu formula.”
Untuk menghindarinya, ibu menyusui sebaiknya menghindari konsumsi makanan alergen seperti telur, kacang-kacangan, sea food, atau makanan pemicu alergi. “Pasalnya, alergi ini dapat langusng terbawa melalui ASI. Dokter biasanya memberikan susu anti-alergi khusus untuk bayi yang memiliki bakat alergi atau alergi pada susu formula. Susu antialergi ini mudah didapat dan sudah banyak dijual, kok.”
10. RUAM POPOK
Usai buang air atau pipis, popok bayi harus segera diganti agar tidak menimbulkan iritasi atau merah-merah pada kulit bayi. Jika kulit bayi mengalami iritasi, kuman akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh bayi. Untuk mencegahnya, gantilah popok sesering mungkin dan pakaikan pampers yang dapat menyerap banyak air.
Untuk popok kain, sebaiknya rajin-rajin mencuci popok. “Teknologi sudah semakin canggih, orang kini menciptakan pampers yang dapat menyerap air lebih banyak agar lebih praktis. Namun, bukan berarti bayi harus seharian pakai pampers yang itu-itu terus. Udara juga harus bisa keluar masuk, dong. Hanya saja, kelebihan pampers dapat mengurangi frekuensi pergantian popok, dibandingkan popok kain.”
Pengobatan untuk ruam popok, jika kulit bayi terkena popok basah, dapat diobati dengan memberikan bedak, talek, atau salep. “Tetapi yang paling penting harus sesering mungkin mengganti popok atau pampers. Artinya, kondisi kulit bayi harus tetap dalam keadaan kering.”
WASPADA BILA …
Selain 10 penyakit di atas, ada beberapa tanda pada bayi yang harus diwaspadai dan segera dibawa ke RS, antara lain:
1. Kejang
Jika bayi kejang disertai panas atau tanpa panas, harus segera di bawa ke RS untuk mengetahui penyebab kejangnya. Setiap kejang, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan otak, sehingga bayi tidak boleh kejang. Jadi, secepatnya harus diatasi. Jika bayinya kejang disertai demam, orang tua harus selalu membawa obat anti panas dan anti kejang. Karena biasanya sakit kejang ini suka kambuh. Kemana pun si bayi pergi, harus selalu membawa obat anti kejang untuk mencegah kejang. Jangan sampai bayi sering kejang.
Pemicu kejang ini macam-macam, bisa karena proses di kepala atau otak, atau di luar kepala. Kalau di dalam otak atau kepala, kemungkinan ada infeksi di otak atau tumor di otak, dan perdarahan di otak. Tapi yang terjadi di luar otak, bisa karena kekurangan natrium atau garam dan gula, sehingga terjadi gangguan-gangguan elektrolit. Misalnya karena sering diare, atau kejang karena adanya elektrolit atau garam yang keluar dari tubuh.
2. Sesak napas
Jangan sampai bayi Anda sesak napas, apalagi sampai membiru. Itu tandanya si bayi sudah kekurangan oksigen. Oksigen itu terutama dialirkan ke dalam otak dan organ lainnya. Jika bayi Anda sesak napas, secepatnya harus diatasi, apakah sesak itu disebabkan karena sumbatan saluran napas, atau karena infeksi di paru-paru, harus segera diatasi dan dibawa ke dokter.
3. Syok
Tanda-tandanya, denyut nadi tak teraba, muncul keringat dingin, kesadaran berkurang, serta jumlah cairan tubuh berkurang. Penyebab syok pada bayi bermacam-macam juga. Dapat dikarenakan kehilangan cairan tubuh, misalnya demam berdarah, yang mengakibatkan cairan dari dalam darah melalui pembuluh darah keluar menuju jaringan. Bisa juga karena diare dan kekurangan cairan, terjadinya perdarahan, kelainan jantung, atau karena syok lain yang disebabkan karena kesakitan yang biasa dokter sebut dengan neorogenik shock. Perawatannya, harus harus segera diinfus.
4. Tak sadarkan diri
Ini dapat terjadi karena adanya gangguan kesadaran. Setiap ada gangguan kesadaran pada bayi, orang tua harus hati-hati dan harus segera membawanya ke dokter. Ciri-ciri bayi yang tak sadarkan diri, secara fisik dapat terlihat seperti mula-mula setengah sadar, mengacau, panas tinggi, atau mungkin saja langusng tidak sadar. Di cubit pun, tak akan merasakan sakit dan tak tahu apa yang terjadi disekelilingnya.






ASKEB IBU HAMIL


ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny “Y” GIP00000 uk 15 minggu
Dengan hamil fisiologis

I.       PENGKAJIAN
Tanggal: 22 November 2010                     Jam : 10.00                       
Ruang : VK                                               Oleh : Kelompok III
 No. Register : 09002182                              

A. Data Subjektif
1. Identitas Klien

Nama Klien         : Ny “Y”
Umur                   : 22 tahun        
Suku/bangsa        : Jawa / Indonesia
Agama                : Islam
Pendidikan          : SMA
Pekerjaan            : IRT
Status perkawinan : KAWIN
Alamat                : Ds. Tanjekwagir
Nama suami     : Ny “S”
Umur                : 25 tahun
Suku bangsa     : Jawa / Indonesia
Agama             : Islam
Pendidikan       : SMA
Pekerjaan         : Swasta
Alamat             : Ds. Tanjekwagir        

            Status Perkawinan 
Umur kawin         : 20 tahun
Lama kawin         : 2 tahun
            2. Keluhan utama    (keluhan yang dirasakan ibu saat ini)
 Ibu mengatakan tak ada keluhan, ibu hanya ingin periksa dan mengetahui keadaan janinnya.

            3. Riwayat menstruasi:

Menarce                 : 13 th
Siklus                     : teratur/ 28 berapa hari
Lama                      :   7-8        hari
Warna                    : Merah
Bau                        : Anyir
Banyaknya             :  100 cc/ 2 kotek per hari
Dismenorhoe          :  kadang - kadang
Fluor albus : ya, kadang tapi tidak gatal
HPHT                    : 07-08-2010
TP                          : 14-05-2011

4.      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu:
Kehamilan
Persalinan
Nifas
KB
No
Suami ke
UK
Penyulit
Jns Persal
Penol
L/P
BBL
H/M
Penyulit
Penyulit
Meneteki
Metode
Penyulit

1
HAMIL INI 
















            5. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT                    : 07-08-2010
ANC                      : TM I  1x di bidan
                                Keluhan : Ibu mengatakan mual, muntah dan pusing
Imunisasi TT           : 3x berapa kali
TT1            : sebelum menikah (CPW)
TT2            : 4 minngu setelah TT2
TT3            : Saat hamil 4 minggu

            6. Riwayat Kesehatan :
a.       Riwayat Penyakit Yang Pernah / Sedang Diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Kepatitis), tidak pernah menderita penyakit menurun (Ashma, Jantung). Selama hamil ibu tidak menderita penyakit.
b.      Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu mengatakan bahwa dari keluarga ibu maupun suami tak ada yang menderita penyakit yang pernah menular maupun menahun dan tak ada keturunan kembar.
            7. Perilaku Kesehatan :
                                    Ibu tidak merokok, tidak minum – minuman keras, jika sakit berobat ke pelayanan kesehatan.
            8. Riwayat Psikologis :
Suami sangat mendukung dan berharap dengan kehamilan ini bisa berjalan lancar.
            9. Riwayat Latar belakang Sosial Budaya :
Ibu berasal dari suku jawa, dan pada saat 4 bulanan mengadakan selamatan, tapi ibu tidak minum jamu – jamuan.
            Pola Kehidupan Sehari – hari :
a.       Pola Nutrisi :
·        Sebelum hamil : makan 3x sehari dengan porsi nasi 1 piring, sayur 1 mangkok, lauk 1 ekor, kadang – kadang buah.
Minum : 4-5 gelas / hari air putih
·        Selama hamil  : makan 3x sehari dengan porsi nasi 1 piring, sayur 1 mangkok, lauk 1 ekor, kadang – kadang buah.
Minum : 7-8 gelas / hari air putih
b.      Pola eliminasi :
·        Sebelum hamil : BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, kuning
BAK ± 3-4 x perhari warna kuning jernih
·        Selama hamil   : BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, kuning
BAK ± 6-7 x perhari warna kuning jernih
c.       Pola aktivitas :
·        Sebelum hamil : ibu mengatakan pekerjaan rumah sehari -
·        Selama hamil   : tidur siang 1-2 jam (13.00 – 15.00) nyenyak
malam : 8 jam ( 21.00 – 05.00) kadang terbangun

d.      Pola istirahat tidur :
·        Sebelum hamil : tidur siang kadang – kadang
malam : 7 jam ( 22.00 – 05.00) nyenyak
·        Selama hamil   : tidur siang 1-2 jam (13.00 – 15.00) nyenyak
malam : 8 jam ( 21.00 – 05.00) kadang terbangun
e.       Pola perawatan diri :
·        Sebelum hamil : Ibu mandi 2x sehari, Gosok gigi 2x sehari. Keramas 2x per minggu
·        Selama hamil   : Ibu mandi 2x sehari, Gosok gigi 2x sehari. Keramas 2x per minggu

            B. Data Obyektif :
            1. Pemeriksaan fisik umum :
a.       keadaan umum       : Baik
b.      kesadaran               : Composmentis
c.       postur tubuh           : Lordosis
d.      BB / TB                 :  57/155                LILA: 26 cm
e.       Tanda – tanda vital :  Tensi : 110/70            Suhu : 36.7       Nadi : 80x  RR : 20     

            2. Pemeriksaan fisik khusus
A.     Inspeksi
a.       Kepala             : simetris, bersih,warna rambut hitam, tidak rontok
b.      Muka               : tidak pucat, adanya cloasma, tidak oedem
c.       Mata                : simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra
  tidak oedem
d.      Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, tak ada kelainan
e.       Gigi dan mulut: simetris, tak ada caries gigi, mukosa bibir lembab, lidah
   bersih
f.        Telinga : simetris, tak ada kelainan
g.       Leher               : tak ada pembesaran kel.thyroid, tak ada bendungan vena
  jugularis
h.       Dada                : simetris, hiperpigmentasi areola, tak ada tarikan intercoste
i.         Perut                : simetris, membesar sesuai uk, tak ada bekas luka operasi
j.        Ekstremitas atas: simetris, tak ada polidaktil, sindaktil, tak ada gang. gerak
k.      Anogenital        : bersih, tak ada kelainan, tak ada varises, tak ada hemoroid
l.         Ekstremitas bawah: simetris, tak varises, pergerakan normal
B.     Palpasi:
a.       Kepala             : Tidak ada benjolan
b.      Leher               : tak ada pembesaran kelenjar thyroid, tak ada bendungan
  vena jugularis
c.       Axila                : tak ada nyeri tekan, tak ada pembesaran limfe
d.      Abdomen :
-         Leopold I         : teraba ballotement
-         Leopold II        : -
-         Leopold III       : -
-         Leopold IV      : -
C.     Auskultasi: ibu dan bayi
DJJ belum terdengar
D.     Perkusi:
refleks patella : + /+

E.      Pemeriksaan panggul luar (kalau perlu)
a.       distansia spinarum         : 25 cm
b.      distansia kristarum        : 27 cm
c.       boudeloque                  : 19 cm
d.      lingkar panggul  : 85 cm

3.         Pemeriksaan penunjang:
  Gol darah       : B
Hb                : 1 gr %






II.           INTERPRETASI DATA DASAR (Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan)
Diagnosa             : GIP00000 uk 15 minggu, Intra uteri, kesan panggul normal, K/u
  ibu dan janin baik.
DS                      : Ibu mengatakan tak ada keluhan, ibu hanya ingin periksa dan mengetahui keadaan janinnya.
DO                     : K/u : Baik
                             Kes : Composmentis
                            TTV : T           : 110/70 mmHg
                                       N         : 80x/menit
                                       S          : 36,7 O C
                                       RR       :  20 x / menit
Masalah : -
Kebutuhan :-

III.         ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-


IV.        IDENTIFIKASIKEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
-

V.           INTERVENSI

Tgl : 22 November 2010                                        Jam:

Dx : GIP00000 uk 15 minggu, Intra uteri, kesan panggul normal, K/u  ibu dan janin baik.
Tujuan : diharapkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit, ibu bisa lebih tenang dan mengerti dengan keadaannya.
Kriteria hasil : - Keadaan ibu baik
-   Kebutuhan nutrisi ibu dan janin tercukupi
-   Ibu bisa menjaga kondisi janinya
-   Pertumbuhan janin normal dan tidak ada masalah

RENCANA ASUHAN

1.      Bina hubungan terapeutik dengan px dan keluarga
R/ terjalin hubungan saing percaya antar nakes dan keluarga
2.      Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan
R/ Ibu mengerti dan memahami keadaannya dan janinnya sehingga ia akan lebih paham tentang apa yang terjadi dalam dirinya.
3.      Berikan HE kepada ibu tentang
-         Nutrisi ibu hamil
-         Istirahat dan aktivitas
-         Gerakan janin
-         Tanda bahaya kehamilan
R/  dengan adanya HE diharapkan akan menambah ilmu yang dimiliki ibu
sehigga ia akan siap menghadapi masa kehamilan sekarang
4.      Jadwalkan kunjungan ulang dan menganjurkan ibu untuk control jika sewaktu – waktu ada keluhan.
R/ diperlukan pemantauan keadaan ibu dan janin agar bila terjadi sesuatu dapat
segera ditangani

VI.        IMPLEMENTASI

Tgl : 22 November 2010                                         Jam:

1.      Membina hubungan terapeutik dengan px dan keluarga yaitu dengan menyapa, dan bertindak sopan santun
2.      Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan seperti :
T : 110/70 mmHg
N : 80 x / menit
S : 36,7 0 C
RR : 20 x / menit
BB : 57 kg
3.      Berikan HE kepada ibu tentang
-         Nutrisi ibu hamil : makan teratur, makan makanan bergizi
-         Istirahat dan aktivitas : istirahat cukup dan kurangi aktivitas berat
-         Tanda bahaya kehamilan : jika ada perdarahan, keluar cairan lender harus segera memeriksakan diri.
4. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 bulan sekali dan menganjurkan ibu untuk control jika sewaktu – waktu ada keluhan.

VII.      EVALUASI

Tgl : 22 November 2010                                        Jam:


S : Ibu mengatakan sudah mengerti dan paham penjelasan yang diberikan oleh bidan.
O :