Kamis, 23 Juni 2011

LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN DENGAN DEPRESI












DISUSUN OlEH :
Novita Rohmawati





PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2011




KEHAMILAN DENGAN DEPRESI


1. PENGERTIAN
Depresi adalah gangguan mood (perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan), kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berfikir, berperasaan, dan berprilaku). (Philip c.rice 1992 )
Menurut para ahli, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama 20 tahun, para ahli menemukan anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan akan memiliki kadar hormone stres tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami gejala depresi lain, seperti sulit makan dan tidur. Yang berbahaya bila gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangai, anak berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, berta badan kurang, dan tidak responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai sekolah mereka mengalami. Makanya, ibu dan anak mengalami depresi harus mendapatkan pertolongan para profesional. Berkonsultasilah dengan dokter anak dan psikolog anak. Makin cepat pertolongan diberikan makin besar kemungkinan anak akan tumbuh normal. Terapi lainnya, seperti pijat, juga terbukti baik untuk mengatasi depresi, baik bagi anak maupun ibu. Tapi, ini pun harus dengan pengawasan dari dokter. Yang penting, upaya penyembuhan ini harus dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini. Itulah sebabnya, saat ini, peran suami terhadap ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan amat besar. Ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti memberi ketenangan kepada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekadar memberi pijatan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa keamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi. Pada saat bayi yang ditunggu sudah lahir, peran suami yang sekarang telah menjadi seorang ayah tentu diharapkan menjadi semakin aktif. Ayah dan ibu harus berbagi tugas dalam mengasuh dan merawat si kecil. Membuat ibu depresi karena fisiknya belum pulih setelah melahirkan ditambah kelelahan baru merawat bayi.

2. PENYEBAB
2.1 Faktor biologis
sakit, pengaruh hormonal, penurunan berat yg drastis.
2.2 Faktor pikosoial
konflik individual atau interpersonal, masalah kepribadian, masalah keluarga.
2.3 Faktor keturunan

3. GEJALA
3.1 Gejala fisik
Ada beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi:
3.1.1 Gangguan pola tidur
3.1.2 Menurunya tingkat aktifitas
3.1.3 Menurunya efisiensi kerja
3.1.4 Mudah merasa letih dan sakit
3.2 Gejala psikis
3.2.1 Kehilangan rasa percaya diri
3.2.2 Merasa diri tidak berguna
3.2.3 Perasaan bersalah
3.3 Gejala sosial
Suatu perasaan sedih yang sangat medalam yang biasa terjadi karena suatu peristiwa

4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
4.1. Perubahan hormon yang memengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih
4.2. Keadaan fisik yang berubah saat hamil.
Menjelang usia kehamilan tertentu, ibu mengalami sulit tidur. Ini tentu menyebabkan si ibu keesokan harinya akan merasa amat letih, ada lingkaran hitan di mata, dan kulit muka menjadi kusam. Adanya masalah-masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, sering muntah pada awal kandungan, dan masalah-masalah lain juga bisa menyebabkan depresi. Ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan anak dan ini akan membuat dia merasa tertekan.

5. THERAPI
Penggunaan antidepresan selama kehamilan dapat menimbulkan resiko pada bayi , tetapi berhenti menggunakannya mungkin dapat memberi resiko pada sang ibu. Temukan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan seputar antidepresan dan kehamilan. Antidepresan merupakan cara pertama penanganan untuk hampir semua jenis depresi. Antidepresan dapat menolong meredakan gejala depresi. Tetapi lain halnya bila anda hamil atau sedang mempertimbangkan untuk hamil. Ini adalah apa yang anda perlu tau tentang antidepresan dan kehamilan. Bagaimana kehamilan mempengaruhi depresi? Hormon kehamilan pernah dianggap melindungi perempuan dari depresi, tetapi peneliti sekarang menganggap itu tidak benar. Faktanya adalah 10 persen dari perempuan depresi selama kehamilan. Meski kehamilan tidak membuat depresi lebih parah, kehamilan sering kali memicu perubahan emosi yang kadang lebih sulit diatasi daripada depresi.
5.1. Antidepresan merupakan pilihan selama kehamilan
Sedikit pengobatan yang terbukti aman digunakan selama kehamilan. Meskipun beberapa antidepresan tidak dihubungkan dengan resiko peningkatan cacat lahir atau perkembangan yang terganggu, termasuk fluoxetine (Prozac, Sarafem, lainnya), sertraline (Zoloft) dan bupropion (Wellbutrin) . Dengan penelitian lebih lanjut lebih banyak mengenai obat antidepresi, risiko dan keuntungan menggunakan obat selama kehamilan harus ditimbang dengan cermat.
5.2. Beberapa tipe antidepresan
Sejauh ini, bupropion (Wellbutrin) tidak dihubungkan dengan resiko perkembangan bayi. Tetapi peneliti telah mengidentifikasi berbagai resiko dengan berbagai antidepresan. Contohnya:
5.2.1 Paxil. Paroxetine (Paxil) telah dikaitkan dengan kerusakan jantung
bawaan saat digunakan selama tiga bulan pertama masa kehamilan.
5.2.2 Inhibitor Reuptake Selektif Serotonin lain (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI). Penggunaan SSRI — termasuk citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil) dan sertraline (Zoloft) — di tengah hingga akhir kehamilan dapat meningkatkan resiko yang jarang namun serius yaitu masalah paru-paru yang disebut persistent pulmonary hipertensi dari bayi yang baru lahir. Kondisi ini timbul saat sistem sirkulasi dari bayi yang baru lahir tidak beradaptasi untuk bernafas diluar rahim.
5.2.3 Antidepresan trisiklik. Antidepresan ini— termasuk amitriptilin dan nortriptilin (Aventyl, Pamelor) — umumnya are generally discouraged during pregnancy in favor of newer, more effective medications. Resiko potensial dari antidepresan trisiklik pada bayi termasuk kerusakan dari sistem syaraf pusat, cacat atau pertumbuhan yang terganggu.
5.2.4 Resiko lain untuk bayi
Bila anda menggunakan antidepresan SSRI selama kehamilan atau selama tri semester ketiga, bayi anda mungkina akan mengalami gejala sementara — termasuk kejang, masalah pencernaan, tidur yang terganggu dan tangisan yang sangat keras.
5.2.5 Resiko menghentikan penggunaan antidepresi selama kehamilan
Bila anda berhenti menggunakan antidepresi selama kehamilan, resiko depresi mungkin akan timbul kembali. Faktanya, perempuan hamil yang menggunakan antidepresi beresiko lima kali lebih besar terjadi depresi kembali daripada perempuan yang melanjutkan penggunaan obat. Penghentian SSRI secara tiba-tiba dapat menyebabkan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
• Sakit kepala
• Mual dan muntah
• Kedinginan
• Pusing
• Lelah
• Insomnia
• Lekas marah

6. EVALUASI
Apabila anda mengalami depresi dan sedang atau mempertimbangkan untuk hamil, konsultasikan kepada dokter. Kadang kala depresi ringan dapat diatasi dengan konseling atau terapi. Bila depresi anda berat dan pernah mengalami depresi sebelumnya, resiko untuk kambuh menjadi lebih besar daripada resiko yang berhubungan dengan antidepresan.
Memang bukan keputusan yang mudah. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat informasi yang dapat memberi anda dan bayi anda kesempatan terbaik untuk kesehatan jangka panjangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar